Film di Indonesia merupakan media hiburan yang paling diminati, Terbukti dari jumlah
pengunjung bioskop yang selalu ramai meskipun perfilman di Indonesia sekarang
ini baru merosot. Film Indonesia kebanyakan bergenre horor yang dibumbui
adegan-adegan vulgar mengumbar aurat. Produser kebanyakan hanya mengejar
keuntungan dari film yang hanya menjual adegan vulgar dan anarkisme untuk
kalangan dewasa.Tidak hanya perfilman di Indonesia saja, film-film luar
negeripun juga banyak yang demikian. Film action yang menonjolkan kekerasan,
modus perampokan dll.
Bagaimana
dengan anak dibawah umur yang bebas nonton film-film konsumsi kalangan dewasa?
Dampak film tersebut secara tidak langsung akan membawa pengaruh terhadap
perkembangan mental. Anak cenderung berfikir apa yang ada di film itu baik dan
menirunya.
Berita-berita kriminal yang marak di media masa dan televisi tak jarang
pelakunya melibatkan anak dibawah umur. Banyak kasus pencabulan dan pencurian
yang dilakukan anak dibawah umur.
Tentunya pengaruh film bukan berdampak negatif saja tapi ada juga sisi
positifnya tergantung sang sutradara ingin menyampaikan informasi pesan dalam
bentuk film sehingga dapat dinikmatì orang sekaligus menghibur.
Kalau sudah demikian peran orang tua dan guru selaku pendidik di sekolah sangat diperlukan sebagai pembimbing anak-anak. Bagi anak-anak yang sudah beranjak dewasa harus pandai-pandainya untuk proteksi diri. (dp)